Pengertian
- TQM atau Total Quality Management adalah strategi manajemen yang ditujukan untuk menanamkan kesadaran kualitas pada semua proses dalam organisasi. TQM dapat diartikan juga sebagai suatu pendekatan manajemen untuk suatu organisasi yang terpusat pada kualitas, berdasarkan partisipasi semua anggotanya dan bertujuan untuk kesuksesan jangka panjang melalui kepuasan pelanggan serta memberi keuntungan untuk semua anggota dalam organisasi serta masyarakat.
- Six Sigma adalah suatu alat manajemen baru yang digunakan untuk mengganti Total Quality Management ( TQM ), sangat terfokus terhadap pengendalian kualitas dengan mendalami sistem produksi perusahaan secara keseluruhan. Memiliki tujuan untuk, menghilangkan cacat produksi, memangkas waktu pembuatan produk, dan mehilangkan biaya. Six sigma juga disebut sistem komprehensive - maksudnya adalah strategi, disiplin ilmu, dan alat - untuk mencapai dan mendukung kesuksesan bisnis
Perspektif dan filosofi dasar
- TQM atau Total Quality Management memiliki filosofi dasar yaitu "sebagai efek dari kepuasan konsumen, sebuah organisasi dapat mengalami kesuksesan."
Kendaraan yang digunakan dalam TQM:
- Manajemen Harian
- Manajemen Kebijakan
- Manajemen Cross-functional
- Gugus Kendali Mutu
- Manajemen Keselamatan Kerja
TQM telah digunakan secara luas dalam manufaktur, pendidikan, pemerintahan, dan industri jasa, bahkan program-program luar angkasa dan ilmu pengetahuan NASA.
- Six Sigma memiliki 2 perspektif yaitu
- Perspektif statistik yang menyatakan Suatu proses dikatakan baik apabila berjalan pada suatu rentang yang disepakati. Rentang tersebut memiliki batas, batas atas atau USL (Upper Specification Limit) dan batas bawah atau LSL (Lower Specification Limit'') proses yang terjadi di luar rentang disebut cacat.
- Perspektif Metodologi menganggap six sigma sebagai pendekatan menyeluruh untuk menyelesaikan masalah dan peningkatan proses melalui fase DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control) DMAIC merupakan jantung analisis six sigma yang menjamin voice of costumer berjalan dalam keseluruhan proses sehingga produk yang dihasilkan memuaskan pelanggan
- Define adalah fase menentukan masalah, menetapkan persyaratan-persyaratan pelanggan, mengetahui CTQ (Critical to Quality).
- Measure adalah fase mengukur tingkat kecacatan pelanggan (Y).
- Analyze adalah fase menganalisis faktor-faktor penyebab masalah/cacat (X).
- Improve adalah fase meningkatkan proses (X) dan menghilangkan faktor-faktor penyebab cacat.
- Control adalah fase mengontrol kinerja proses (X) dan menjamin cacat tidak muncul
Sejarah
- Perkembangan Six Sigma berawal dari Carl Frederick Gauss (1777-1885) adalah orang yang pertama kali memperkenalkan konsep kurva normal dalam bidang statistik. Konsep ini kemudian dikembangkan oleh Walter Shewhart pada tahun 1920 yang menjelaskan bahwa 3 sigma dari nilai rata-rata (mean) mengindikasikan perlunya perbaikan dalam sebuah proses. Pada akhir tahun 1970, Dr. Mikel Harry, seorang insinyur senior pada Motorola's Government Electronics Group (GEG) memulai percobaan untuk melakukan problem solving dengan menggunakan analisa statistik. Dengan menggunakan cara tsb, GEG mulai menunjukkan peningkatan yang dramatis: produk didesain dan diproduksi lebih cepat dengan biaya yg lebih murah Metode tersebut kemudian ia tuliskan dalam sebuah makalah berjudul "The Strategic Vision for Accelerating Six Sigma Within Motorola" Dr. Mikel Harry kemudian dibantu oleh Richard Schroeder, mantan exekutive Motorola, menyusun suatu konsep perubahan manajemen ( change management ) yang didasarkan pada data. Hasil dari kerja sama tersebut adalah sebuah alat pengukuran kualitas yg sederhana yg kemudian menjadi filosofi kemajuan bisnis, yg dikenal dengan nama Six Sigma
- Perkembangan Total Quality Management (TQM), banyak yang beranggapan bahwa TQM berasal dari Jepang, mengingat konsep TQM banyak dipengaruhi perkembangan-perkembangan di Jepang. Sebenarnya gerakan total quality dimulai pada masa studi gerak dan waktu yang diperkenalkan oleh F. Tailor sekitar tahun 1920. Kemudian pada tahun 1931 Walter A. Shewart dari Bell Laboratories memperkenalkan metode statistik yang dikenal dengan Statistical Quality Control. Tokoh yang dikenal luas dalam TQM adalah Edward Deming. Beliau mengajarkan teknik-teknik pengendalian kualitas di U.S. War Department, serta mengajarkan mata kuliah mengenai kualitas kepada ilmuan, insiyur, eksekutif perusahaan Jepang. Berawal dari sinilah TQM berkembang pesat di Negara sakura ini.
- Define adalah fase menentukan masalah, menetapkan persyaratan-persyaratan pelanggan, mengetahui CTQ (Critical to Quality).
- Measure adalah fase mengukur tingkat kecacatan pelanggan (Y).
- Analyze adalah fase menganalisis faktor-faktor penyebab masalah/cacat (X).
- Improve adalah fase meningkatkan proses (X) dan menghilangkan faktor-faktor penyebab cacat.
- Control adalah fase mengontrol kinerja proses (X) dan menjamin cacat tidak muncul
- Perkembangan Six Sigma berawal dari Carl Frederick Gauss (1777-1885) adalah orang yang pertama kali memperkenalkan konsep kurva normal dalam bidang statistik. Konsep ini kemudian dikembangkan oleh Walter Shewhart pada tahun 1920 yang menjelaskan bahwa 3 sigma dari nilai rata-rata (mean) mengindikasikan perlunya perbaikan dalam sebuah proses. Pada akhir tahun 1970, Dr. Mikel Harry, seorang insinyur senior pada Motorola's Government Electronics Group (GEG) memulai percobaan untuk melakukan problem solving dengan menggunakan analisa statistik. Dengan menggunakan cara tsb, GEG mulai menunjukkan peningkatan yang dramatis: produk didesain dan diproduksi lebih cepat dengan biaya yg lebih murah Metode tersebut kemudian ia tuliskan dalam sebuah makalah berjudul "The Strategic Vision for Accelerating Six Sigma Within Motorola" Dr. Mikel Harry kemudian dibantu oleh Richard Schroeder, mantan exekutive Motorola, menyusun suatu konsep perubahan manajemen ( change management ) yang didasarkan pada data. Hasil dari kerja sama tersebut adalah sebuah alat pengukuran kualitas yg sederhana yg kemudian menjadi filosofi kemajuan bisnis, yg dikenal dengan nama Six Sigma
- Perkembangan Total Quality Management (TQM), banyak yang beranggapan bahwa TQM berasal dari Jepang, mengingat konsep TQM banyak dipengaruhi perkembangan-perkembangan di Jepang. Sebenarnya gerakan total quality dimulai pada masa studi gerak dan waktu yang diperkenalkan oleh F. Tailor sekitar tahun 1920. Kemudian pada tahun 1931 Walter A. Shewart dari Bell Laboratories memperkenalkan metode statistik yang dikenal dengan Statistical Quality Control. Tokoh yang dikenal luas dalam TQM adalah Edward Deming. Beliau mengajarkan teknik-teknik pengendalian kualitas di U.S. War Department, serta mengajarkan mata kuliah mengenai kualitas kepada ilmuan, insiyur, eksekutif perusahaan Jepang. Berawal dari sinilah TQM berkembang pesat di Negara sakura ini.
Perbedaan Six Sigma dan Total Quality Management (TQM)
Perbedaan penting antara Six Sigma dan TQM yaitu,
- TQM hanya memberikan petunjuk secara umum (sesuai dengan istilah manajemen yang digunakan dalam TQM). Petunjuk untuk TQM begitu umumnya sehingga hanya seorang pemimpin bisnis yang berbakat yang mampu menterjemahkan TQM dalam operasional sehari-hari.Secara singkat, TQM hanya memberikan petunjuk filosofis tentang menjaga dan meningkatkan kualitas, tetapi sukar untuk membuktikan keberhasilan pencapaian peningkatan kualitas.
- Six Sigma dalam pelaksanaannya menggunakan isu biaya, cycle time dan isu bisnis lainnya sebagai bagian yg harus diperbaiki. Six sigma tidak menggunakan ISO 9000 dan Malcolm Baldrige Criteria tetapi fokus pada penggunaan alat untuk mencapai hasil yg terukur. Six sigma memadukan semua tujuan organisasi dalam satu kesatuan. Kualitas hanyalah salah satu tujuan, dan tidak berdiri sendiri atau lepas dari tujuan bisnis lainnya. Six sigma menciptakan agen perubahan (change agent) yg bukan bekerja di Quality Department. Ban hijau (Green Belt) adalah para operator yg bekerja pada proyek Six Sigma sambil mengerjakan tugasnya.
Kesimpulan
Total Quality Manajemen dan Six Sigma merupakan strategi manajemen organisasi yang sama-sama digunakan untuk meningkatkan kualitas dan kinerja dalam suatu organisasi. Namun kedua strategi manajemen ini memilii sejarah perkembangan, filosofi dan perspektif dasar serta proses dalam pelaksanaan strategi yang berbeda. Dilihat dari perkembangan dan cara kerjanya mungkin Six Sigma merupakan perbaikan dari strategi Total Quality Manajemen. Meskipun begitu kedua strategi manajemen ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Jadi ketika akan menerapkan strategi manajemen pada organisasi kita harus melihat kelebihan dan kekurangannya serta melihat kecocokan dengan filosofi dan tujuan organisasi.